Rabu, 12 Agustus 2015

Aku Bangga jadi Anak Indonesia

Image result for aku bangga jadi anak indonesia


Tanah airku tidak kulupakan.
Kan terkenang selama hidupku.
Biarpun saya pergi jauh.
Tidak kan hilang dari kalbu.
Tanah ku yang kucintai.
 Engkau kuhargai

Sepenggal lagu yang sering dikumandangkan ketika saya duduk dibangku sekolah dasar.
Ah, rasanya saat ini sudah jarang sekali saya mendengar lagu itu. Saya merindukaan saat-saat duduk dibangku sekolah dasar,
Setiap hari senin kami melakukan upacara kenaikan bendera, dimana kelas V dan VI yang menjadi petugasnya secara bergantian. Kami selalu menyanyikan lagu-lagu nasional hingga lagu tersebut melekat dihati kami sehingga menambahkan kecintaan kami terhadap tanah air Indonesia.
Saat dikelas kami diajarkan lagu-lagu daerah dan kami diperintahkan untuk menyanyi di depan kelas. Kami belajar dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan prestasi dikelas. Sore hari saatnya bermain dengan teman-teman dirumah.
Kami hanya mengenal permainan tradisional diantaranya :petak umpet, benteng, kelereng, lompat tali, ular naga, engklek, congklak, bekel, gasing, layangan,  monopoli, dll.

Image result for permainan tradisional
 Image result for permainan tradisional


Kami sangat merindukan masa-masa dimana kami tidak mengenal gadget, internet, dll.

 Image result for no gadget no internetImage result for no gadget no internet
Sungguh masa kecil kami begitu menyenangkan. Sebelum maghrib kami sudah harus mandi dan pergi mengaji. Malam hari kami mengerkan PR sekolah. Jarang sekali kami menonton TV kecuali di hari libur.
Begitulah kesibukan kami ketika duduk dibangku kelas 1-4. Menginjak kelas 5, kami mengikuti kegiatan ekstrakulikuler Pramuka. Melalui kegiatan pramuka, kami dapat memetik banyak ilmu mulai dari kekeluargaan, nasionalisme, kebersamaan, dll. 
 Image result for pramuka
Menginjak kelas 6, kami harus benar-benar fokus belajar, rasanya tak ada waktu lagi untuk bermain karna kami harus menghadapi ujian nasional dan kami dituntut untuk masuk ke sekolah negeri. Belajar dan mengaji menjadi kegiatan prioritas kami sehari-hari. Dukungan dari kedua orang menambah semangat kami dalam menuntut ilmu agar kami menjadi insan yang berguna bagi diri sendiri, orang tua, masyarakat, agama, bangsa dan negara kami.
Inilah sepenggal cerita masa kecil kami yang begitu menyenangkan tanpa mengenal gadget kami mampu  mencetak prestasi dan menjadi kebanggaan bagi orang tua kami melalui prestasi yang kami raih.
Namun miris jika kita melihat kondisi anak-anak saat ini, dimana budaya sudah mengalami pergeseran. Anak-anak saat ini tidak lagi mengenal permainan tradisional, mereka lebih memilih bermain game online dan Play Station. Nilai kekeluargan dan kebersamaan kini tidak terlihat lagi dimata anak-anak. Mereka hanya mementingkan kesenangan semata. Terkadang mereka lupa waktu sampai mereka melupakan ibadah dan tugas mereka sebagai pelajar yaitu belajar. Terkadang mereka berbohong kepada kedua orang tua mereka agar diijinkan untuk keluar rumah. Terkadang mereka mencuri uang orang tua mereka untuk bermain internet dan PS.
Terlalu naïf jika saat ini masih ada anak-anak yang bermain permainan tradisional namun dianggap kuno oleh teman-temannya. Padahal kalo bukan kita yang melestarikan permainan tradisional, lalu siapa lagi?permainan tradisional akan lekang di makan waktu dan akan menjadi barang usang yang tersimpan digudang dan enggan disetuh oleh anak-anak sekarang.
Menginjak masa remaja, disaat sebagian siswa sibuk belajar mengisi kemerdekaan, masih banyak kita temukan anak-anak yang tawuran, minum-minuman keras, menggunakan narkoba dan pergaulan bebas. 

 Image result for kenakaln remajaImage result for kenakaln remaja

Padahal banyak sekali anak-anak yang putus sekolah, yang setiap hari mengamen dijalanan, atau menjadi peminta-minta. Banyak anak putus sekolah yang tidak bisa melanjutkan pendidikan karena terbatasnya biaya sekolah. Namun banyak juga anak yang masih bisa sekolah karena kemampuan orang tua mereka, tapi mereka tidak memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Mereka menggunakan uang dan kepercayaan orang tua mereka untuk berfoya-foya agar mereka naik kelas dihadapan teman-teman mereka. Kepopuleran dan kekayaan menjadi prioritas utama mereka. Ketika belajar hanya dijadikan kegiatan sampingan mereka. 

Ketika kita sudah lulus kuliah, banyak dari kita yang memiliki kecerdasan tinggi memilih untuk bekerja di perusahaan asing / di luar negeri dengan iming-iming gaji yang tinggi dari pada mengabdi di tanah air tempat mereka dilahirkan. Terkadang mereka lupa darimana mereka berasal? Dimana mereka dilahirkan? Dimana mereka mencari nafkah dan menuntut ilmu ? Dinegeri inilah mereka di lahirkan, di Negeri Indonesia yang mereka cintai. Harusnya mereka membangun Negara ini menjadi Negara maju yang mampu bersaing dengan Negara-negara lain di kancah internasional.
Jarang sekali dari mereka yang mau bekerja mengabdikan dirinya untuk negeri yang kita cintai. Mungkin sebagai Pegawai Negeri Sipil yang melayani masyarakat atau membuka usaha industri kreatif produk Indonesia yang dapat memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sehingga Indonesia memiliki kekuatan untuk menujukkan taringnya. Sehingga Indonesia disegani dan tidak dipandang sebelah mata oleh Negara manapun.
Kalo sudah begini siapa yang dapat kita salahkan?????
Presiden kah???
Orang tua kah???
Atau diri kita sendiri kah ????
Dalam hal ini kita tidak dapat menyalahkan siapapun karena diri kita lah yang berperan dan bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri. Bagaimana caranya kita mampu mencetak generasi muda Indonesia yang cinta terhadap negaranya. Peran orang tua juga sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Karena di keluargalah tempat mereka dilahirkan dan dibesarkan Mereka akan melakukan apa yang dicontohkan oleh kedua orang tua mereka. tanamkan kecintaan mereka terhadap tanah air sejak dini. Lingkungan juga berperang penting dalam mencetak generasi muda yang cinta terhadap negaranya. Pendidikan agama juga perlu diberikan kepada anak sejak dini. Lingkungan tempat tinggal juga memberikan pengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Mak dari itu, perubahan harus dimulai dari diri kita sendiri. Karena kalo bukan kita yang mencintai negeri ini, lalu siapa lagi???
Aku bangga menjadi Anak Indonesia
Depok, 13 Agustus 2015

Image result for aku bangga menjadi anak indonesia

1 komentar:

  1. untuk bagian yang lebih mau bekerja d luar negeri sih manusiawi, soalnya fasilitas di indonesia tidak mendukung anak-anak bangsa yang berprestasi, dan d luar sana fasilitas itu ada

    BalasHapus