Senin, 26 November 2012

Sukses Bersama JoyTea Sosro



 

 Cerita ini ditulis dalam rangka mengikuti kontes menulis sukses bersama @JoyTeaSosroID


Lilin itu tetap menerangi ruang-ruang gelapnya
Kini, mimpi itu menjadi nyata
Doa yang terucap dari setiap tetes air mata dan setiap helai nafas seorang wanita tua dan renta
Dan doa itu dikabulkan oleh Allah SWT
Lahir sebagai anak pertama dan terakhir dari keluarga sederhana, aku didik penuh kasih sayang. Menimba ilmu tiap hari tiada henti, tidak kenal kata lelah. “Suatu saat aku akan jadi orang besar” kataku dalam hati. Ayahku bekerja sebagai kuli panggul batu alam, gajinya hanya cukup untuk makan sehari-hari dan mebiayaiku sekolahku sampai aku tamat Sekolah Dasar. Sedangkan ibuku hanya seorang Ibu Rumah Tangga. Maklum, ayah dan ibu hanya lulusan SD.Namun ia pernah berkata padaku “Jangan pernah putus asa, kejar cita-citamu setinggi langit .janganlah engkau lihat siapa orang tuamu, dari maana asalnya dan lulusan apa mereka, tapi lihatlah dirimu kelak” ungkapnya saat aku duduk di bangku kelas 6 SD. Ingat sekali waktu itu, saat pertama kali pindah ke sebuah rumah kecil berdinding triplek, beralaskan tanah. Namun hidup kami amatlah bahagia. Selalu bersyukur karena hidup kami cukup. Kedua orang tuaku menyekolahkanku di Sekolah Dasar dan Taman Pendidikan Al-qur’an. Walaupun gaji ayahku kecil, tapi kedua orang tuaku bertekad untuk menyekolahkanku hingga menjadi sarjana bagaimanapun dan apapun caranya.Begitu keras perjuangan mereka, karena ayah dan ibu ingin anaknya lebih baik dari kedua orang tuanya.
Sedih rasanya tau bahwa ayah dan ibuku tidak mampu lagi untu membiayai sekolahku, padahal aku adalah anak yang pintar, aku selalu masuk 6 besar juara kelas, berbagai lomba mata pelajaran pun aku ikuti. Namun, aku  bisa berbuat apa? Apakah aku harus bekerja untuk membiayai sekolahku. “Ah, rasanya aku hanya mimpi. Mana mungkin orang sepertiku bisa jadi sarjana, apalagi menjadi orang sukses” khayalku sambil melamun di depan pintu rumah.
Setelah aku tamat Sekolah Dasar, aku bisa melanjutkan ke Sekolah menengah Pertama dengan bantuan biaya dari bos ayahku. Ayahku sudah 10 Tahun bekerja disana. Bos ayahku sangat baik. Aku diterima di sekolah negeri, sehingga biaya pendidikannya tidak terlalu mahal.Beruntunglah diriku bisa melanjutkan sekolah lagi. Itulah yang mebuatku semangat untuk melanjutkan  sekolah. Aku memiliki kedua orang tua yang selalu mendukungku, mendoakanku agar aku menjadi orang sukses.Dan aku yakin harapan itu selalu ada untuk orang yang mau berdoa dan beusaha. Suatu kesempatan baik untukku dan aku bertekad  tidak akan mengecewakan kedua orang tuaku. Aku akan bersungguh-sungguh belajar untuk menggapai cita-citaku.Aku akan membahagiakan kedua orang tuaku, aku akan membuatnya tersenyum. Dana ku yakin, aku pasti bisa.
Bos ayahku membiayai sekolahku dari SMP, SMA hingga aku lulus menjadi salah sarjana muda dari salah satu universitas negeri di Depok dengan predikat cumlaude. Sungguh suatu kebanggaan untuk diriku dan kedua orang tuaku. Suatu ketidakpercayaan terhadap diriku. Kini aku berdiri menggunakan toga, berfoto bersanding bersama kedua orang tuaku. Kini, impian itu benar-benar menjadi kenyataan.Secercah senyuman tersihat di dahi kedua orang tuaku.Rasa sedih bercampur senang terpancar di kedua bola matanya.Ya, mata yang kini sudah mulai renta, kulit yang mulai keriput, tangan yang sudah mulai lelah yang mampu membawa anaknya mengenyam bangku pendidikan hingga ke perguruan tinggi.
Lega sekali rasanya dapat menyelesaikan tugas belajar, rasanya lepas semua beban berat yang ada dipundak.Selepas menyandang status mahasiswa, saatnya tenangkan diri dengan Joy Tea sebelu kembali kedua nyata, babak baru dalam hidup yaitu mencari pekerjaan.
“Rasanya waktu berjalan begitu cepat, hingga tak ada waktu lagi untuk bersantai-santai.Pergunakanlah waktu sebaik mungkin, karena waktu yang telah terbuang sia-sia tidak akan kembali lagi” Pesan mama padaku.
Akupun bergegas membuka laptopku yang sudah lama tidak ku sentuh usai mengerjakan tugas akhir.Sambil menyeruput sebotol joy tea, aku mencari-cari lowongan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian dan pendidikan ku. Aku juga  melihat lowongan kerja yang terpampang di Koran. Tak berhenti sampai disitu, akupun sering mengunjungi jobfair bersama dengan teman-temanku.
Aku mengirim banyak lamaran ke beberapa perusahaan, rumah sakit dan bimbingan belajar.Setiap lowongan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan keahlianku dalam bidang akuntansi aku masukkan lamaran. Kebosanan mulai melanda dalam diriku, aku tenangkan diri dengan Joy Tea.”Sabar, terus berusaha dan berdoa”ungkap mama seraya mengelus lembut rambutku.
Kata-kata mama terus menguatkan aku dan memberiku semangat agar tidak mudah putus asa dalam mencari pekerjaan.Karena dimana ada kemauan, disitu pasti ada jalan.Beberapa perusahan di Jakarta telah memanggilku diantaranya BNI Syariah, Brawijaya Women and Children Hospital.Menelusuri jalanan ibukota di bawah panasnya terik matahari tidak menyurutkan semangatku untuk mencari pekerjaan.Akupun menjalani beberapa psikotest dan interview dengan sungguh-sungguh.Namun, belum ada perusahan yang menerimaku.Aku mencoba menenangkan diriku dengan menenggak sebotol Joy Tea sambil terus berusaha, berdoa dan berharap ada perusahan yang menerimaku bekerja.
Hingga suatu hari ada salah satu perusahaan swasta di daerah Gatot Soebroto memintaku untuk datang ke gedung Kalimantan.Dengan penuh semangat aku memenuhi panggilan perusahan tersebut. Tidak lupa meminta doa restu dari kedua orang tuaku. Setibanya disana, aku melihat sebuah bangunan tua.Ya, itulan gedung Kalimantan.Bangunan yang sudah berdiri puluhan tahun lamanay di kawasan perkantoran dan jalan protokol ibukota.Kotor dan tidak terawatt adalah kesan pertama aku menginjakkan kaki di gedung Kalimantan.
“Akupun sempat berfikir, apa iya di banguna setua ini ada perusahaan di dalamnya”Tanyaku dalam hati. “Mau kemana Dik ?”Sapa seorang satpam yang tersentak membuatku kaget.“Mau ke lantai 4 Pak” Jawabku.“ Mari Saya antar” Kata satpam itu sambil membuka pintu lift. Satpam tersebut menjaga lift, karena liftnya sudah rusak, jalannyapun tersendat-sendat.
Setibanya di lantai 4, aku merasa kebingungan.Tidak ada tanda-tanda perusahaan berdiri disini.Tempatnya gelap dan menakutkan.Tidak ada file-file atau computer layaknya suatu perusahaan Hingga aku memasuki sebuah ruangan, aku diminta untuk menunggu.Akupun tidak mengenali siapa orang yang berbicara denganku tadi, karena tidak ada cahaya   disana.Hingga aku memutuskan untuk sejenak ke kamar mandi sembari merapikan pakaianku.Setelah keluar dari kamar mandi ada seorang wanita yang baru bsaja keluar dari ruangan gelap itu menarik tanganu seraya berkata “Ayo.Kita pergi dari sini” Ucapnya. Ebtah mengapa aku menuruti permintaan wanita itu, padahal aku baru p[ertama kali bertemu dengan wanita itu. “Nanti aku jelasin”lanjutnya.
Aku semakin penasaran dan tidak mengerti apa yang dilakukan oleh wanita ini. Tapi aku mengikuti kata hatiku untuk segera mengikuti wanita ini meninggalkan gedung yang sudah tidak layak disebut gedung lagi. Setibanya dibawah ia bercerita, bahwa perusahaan tersebut adalah penipu. Dia meminta uang sejumlah 1 juta untuk melakukan psikotes.“ Alhamdulillah” kataku seraya mengelus dada. “Aku hampir saja tertipu, untuk aku segera meninggalkan ruangan itu” Ucapnya. “untungnya aku belum sempet di interview” tambahku.
Setelah kamiberbincang-bincang sejenak, akhirnya kami berpisah di jembatan penyebrangan.Aku membeli sebotol joy tea, minuman kesukaanku untuk menenangkan diriku.Kuhabiskan setenggak demi setenggak sambil menelusuri lorong jembatan menuju koridor busway.Setibanya dirumah aku tidak bercerita apa-apa kepada mama, aku takut menambah pikiran mama.Aku memutuskan menyimpan cerita ini sendiri.
Setelah sebulan lamanya aku menyandang status sebagai pengacara yaitu pengangguran banyak acara, aku menerima kabar baik dari temanku Kabar baiknya adalah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Kota depok sedang membuka lowongan menjadi Pegawai Negeri Sipil. Tanpa berfikir panjang, aku langsung menyiapkan persyaratan untuk kemudian di kirim melalui kantor pos. Beberapa hari kemudian, aku melihat namaku lolos verifikasi untuk kemudian aku berhak mengikuti tes masuk calon Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Seminggu kemudian aku menerima kartu ujian peserta untuk mengikuti Ujian Tes MAsuk Calon Pegawai Negeru Sipil di Pemerintah Kota Depo.Untung saja, Ujiannya tidak dilaksanakan secara bersamaan.Pemerintah Kota Depok melaksanakan ujian seminggu setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melaksanakan tes ujian masuk Pegawai Negeri Sipil.
Berjuang ditengah jutaan orang yang ingin memperebutkan kursi untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil, tidak menyurutkan semangatku untuk maju bersaing dengan mereka.Ditemani dengan sebotol Joy Tea, aku mengerjakan soal Ujian Tes Calon Pegawai Negeri Sipil di bawah terik matahari yang memancar dari langit Gelora Bung Karno. Berharap usaha ini tidak akan sia-sia, dan aku yakin akan memetik hasilnya suatu hari nanti.
Seminggu kemudian, aku mengikuti Tes Ujuan MAsuk Calon Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Depok. Berharap lolos menjadi Pegawai Negeri Sipil di salah satu instansi pemerintah, doa dan tawakal terus terlontar dari aku, ayah dan ibu.
Setelah satu bulan lamanya menunggu hasil seleksi tes ujian masuk Pegawai Negeri Sipil, akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga.Hari dimana hari ini adalah hari diumumkanya hasil seleksi menjadi Pegawai Negeri Sipil.Ternyata saya tidak siterima di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.Tidak lama kemudian saya menerima telefon dari kakak kelas saya yang memberitahukan bahwa saya diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah Kota Depok.Sujud Syukur aku panjatkan atas anugerah yang dilimpahkan oleh Allah SWT.Akupun langsung menyampaikan kabar gembira ini kwpada kedua orang tuaku.Orang tuaku sangat bergembira mendengar kabar gembira ini.
Perjuangan tidak cukup sampai disini, aku harus melalui berbagai tahapan untuk benar-benar dinyaakan lolos menjadi Pegawai Negeri Sipil.Aku haru menunggu dalam waktu yang cukup lama hingga Surat Keterangan dan Nomor Induk Pegawai di keluarkan oleh Badan Kepegawaian Negara.Belum lagi aku harus menjalani masa percobaan selama 1 tahun, pendidikan dan latihan prajabatan, tes kesehatan dan psikologi.
Dan sekarang aku resmi menjadi Pegawai Negeri Sipil. Alhamdulillah aku dapat melewati masa-masa itu berkat usaha yang keras serta dukungan dan doa dari kedua orang tuaku. Sekian cerita dariku, semoga cerita ini dapat memberikan manfaat  dan pelajaran bagi siapapun yang membacanya.
Siapa yang mau berusaha, maka ia akan memetik hasilnya kelak.
Jangan merasa sombong ketika kamu telah berhasil nanti, karena kesombonganlah yang akan menjatuhkanmu


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar