Tokoh
 dari Bani Salamah ini memiliki empat orang putra yang semua pemuda 
pemuda gagah berani yang selalu siap siaga dalam setiap menyambut seruan
 jihad dari Rasulullah SAW. ia merasa kecewa karena cacat kaki yang 
menjadikan ia pincang menjadikan ia gagal meraih kemulian sebagai ahlul 
Badar. Ia tidak bisa ikut perang Badar karena tidak lolos seleksi dari 
Rasulullah SAW. Beliau SAW memberi rukhsoh kepada mereka yang cacat 
untuk tidak ikut berangkat perang dan bisa digantikan oleh anggota 
keluarga lain seperti anak laki laki yang cukup umur atau budak laki 
laki yang bisa mengangkat senjata atau membawa perbekalan perang. 
Padahal ia telah menyiapakan segala sesuatunya dengan matang untuk bisa 
melengkapi tiga ratus tiga belas orang lainnya menuju medan Badar, tapi 
apa mau dikata Rasulullah SAW dengan tegas melarang ia untuk keluar 
Madinah. Dan ia harus taat kepada Rasulullah SAW. sebagai gantinya maka 
anak anaknya adalah pemuda pemuda yang menyumbang andil besar bagi 
kemenangan kaum muslimin di Badar. Orang tua yang pincang itu adalah Amr
 bin Jamuh r.a
Lain Badar lain pula dengan Uhud. Semenjak tidak ikut dalam 
peperangan Badar. Kesedihan selalu menghinggapi Amr bin Jamuh, ia telah 
bertekad untuk meraih syahid di medan jihad. Ia akan merayu Rasulullah 
SAW dengan segala cara dan upaya untuk diijinkan ikut berperang bila 
telah tiba seruan itu.
Kini telah tiba berhembus aroma syurga dari Uhud dan seruan 
berperangpun telah disampaikan kepada kaum muslimin. Amr bin Jamuh r.a 
lalu pergi menemui Nabi saw memohon kepadanya agar diijinkan turut 
berperang, ia berkata “Ya Rasulallah, putra-putraku bermaksud hendak 
menghalangiku pergi berperang bersama anda. Demi Allah, aku amat 
berharap kiranya dengan kepincanganku ini aku dapat merebut surga”·
Karena permintaannya yang amat sangat, Nabi saw memberinya ijin untuk 
turut. Maka diambilnya alat-alat senjatanya, dan dengan hati yang 
diliputi oleh rasa puas dan gembira, ia berjalan berjingkat-jingkat. 
Kemudian mari kita dengar doanya yang sangat masyhur sebagi salah satu 
ahli syahid medan Uhud, ia berdoa “Ya Allah, berilah aku kesempatan 
untuk menemui syahid, dan janganlah aku dikembalikan kepada keluargaku!”
Allah telah mengatur setiap urusan manusia. Demikian juga dengan dua 
pasukan yang telah saling berhadapan di bawah bukit Uhud. Perang 
berkecamuk dengan sengit. Teriknya matahari makin menambah peluh dan 
kelelahan diantara dua pasukan. Pasukan kaum muslimin terus mendesak 
mundur pasukan Quraisy sebelum akhirnya mereka dibuat terkejut oleh 
pasukan berkuda Khalid bin Walid yang waktu itu belum masuk Islam 
berhasil menguasai Bukit Uhud yaitu tempat paling strategis untuk 
menyerang musuh dengan anak panah. Pasukan kaum muslimin kehilangan 
ritme perjuangan sehingga bisa didesak mundur.
Hal itu tidak membuat Amr bin Jamuh bersama keempat putranya menyusut
 keberaniannya, mereka maju ke depan menebaskan pedangnya kepada tentara
 penyeru kesesatan dan pasukan syirik.
Di tengah-tengah pertarungan yang hiruk pikuk itu Amr melompat , dan 
sekali lompat pedangnya menyambar satu kepala dari kepala-kepala orang 
musyrik. Ia terus melepaskan pukulan-pukulan pedangnya ke kiri ke kanan 
dengan tangan kanannya, sambil menengok ke sekelilingnya, seolah-olah 
merrgharapkan kedatangan Malaikat dengan secepatnya yang akan menemani 
dan mengawalnya masuk syurga.
Memang ia telah memohon kepada Allah agar diberi syahid dan ia yakin 
bahwa Allah SWT pastilah akan mengabulkannya. Dan ia rindu, amat rindu 
sekali untuk berjingkat dengan kakinya yang pincang itu dalam surga, 
agar ahli surga itu sama mengetahui bahwa Muhammad Rasulullah saw itu 
tahu bagaimana caranya memilih shahabat dan bagaimana pula mendidik dan 
menempa manusia.
Dan apa yang ditunggu-tunggunya itu pun tibalah, suatu pukulan pedang
 yang berkelebat menghantarkannya ke tempat paling indah yang selama ini
 ia impikan. Pukulan itu begitu keras hingga ia tidak bisa bangun lagi 
dan melanjutkan perjuangan karena ia kini akan melanjutkan perjalanan 
menuju syurga.
Dan tatkala Kaum Muslimin memakamkan para syuhada mereka, Rasulullah 
SAW memerintahkan kepada kaum muslimin tentang apa yang mesti dilakukan 
terhadap jasad Amr bin jamuh “ Perhatikanlah, kuburkanlah jasad Abdullah
 bin Amr bin Haram dan Amr bin Jamuh di makam yang satu, karena selagi 
hidup mereka adalah dua orang shahabat yang setia dan saling berkasih 
sayang”
Demikian indah kehidupan Amr bin Jamuh. Dengan kaki pincang itu ia 
telah meraih puncak kenikmatan di taman taman syurga..pasti anda semua 
tertarik kan??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar