Cerita ini ditulis dalam rangka mengikuti kontes menulis sukses bersama @JoyTeaSosroID
Lilin itu tetap menerangi ruang-ruang gelapnya
Kini, mimpi itu menjadi nyata
Doa yang terucap dari setiap tetes air mata dan setiap helai
nafas seorang wanita tua dan renta
Dan doa itu dikabulkan oleh Allah SWT
Lahir sebagai anak pertama dan terakhir dari keluarga
sederhana, aku didik penuh kasih sayang. Menimba ilmu tiap hari tiada henti,
tidak kenal kata lelah. “Suatu saat aku akan jadi orang besar” kataku dalam
hati. Ayahku bekerja sebagai kuli panggul batu alam, gajinya hanya cukup untuk makan
sehari-hari dan mebiayaiku sekolahku sampai aku tamat Sekolah Dasar. Sedangkan
ibuku hanya seorang Ibu Rumah Tangga. Maklum, ayah dan ibu hanya lulusan
SD.Namun ia pernah berkata padaku “Jangan pernah putus asa, kejar cita-citamu
setinggi langit .janganlah engkau lihat siapa orang tuamu, dari maana asalnya
dan lulusan apa mereka, tapi lihatlah dirimu kelak” ungkapnya saat aku duduk di
bangku kelas 6 SD. Ingat sekali waktu itu, saat pertama kali pindah ke sebuah
rumah kecil berdinding triplek, beralaskan tanah. Namun hidup kami amatlah
bahagia. Selalu bersyukur karena hidup kami cukup. Kedua orang tuaku
menyekolahkanku di Sekolah Dasar dan Taman Pendidikan Al-qur’an. Walaupun gaji
ayahku kecil, tapi kedua orang tuaku bertekad untuk menyekolahkanku hingga
menjadi sarjana bagaimanapun dan apapun caranya.Begitu keras perjuangan mereka,
karena ayah dan ibu ingin anaknya lebih baik dari kedua orang tuanya.
Sedih rasanya tau bahwa ayah dan ibuku tidak mampu lagi untu
membiayai sekolahku, padahal aku adalah anak yang pintar, aku selalu masuk 6
besar juara kelas, berbagai lomba mata pelajaran pun aku ikuti. Namun, aku bisa berbuat apa? Apakah aku harus bekerja
untuk membiayai sekolahku. “Ah, rasanya aku hanya mimpi. Mana mungkin orang
sepertiku bisa jadi sarjana, apalagi menjadi orang sukses” khayalku sambil
melamun di depan pintu rumah.
Setelah aku tamat Sekolah Dasar, aku bisa melanjutkan ke
Sekolah menengah Pertama dengan bantuan biaya dari bos ayahku. Ayahku sudah 10
Tahun bekerja disana. Bos ayahku sangat baik. Aku diterima di sekolah negeri,
sehingga biaya pendidikannya tidak terlalu mahal.Beruntunglah diriku bisa
melanjutkan sekolah lagi. Itulah yang mebuatku semangat untuk melanjutkan sekolah. Aku memiliki kedua orang tua yang
selalu mendukungku, mendoakanku agar aku menjadi orang sukses.Dan aku yakin
harapan itu selalu ada untuk orang yang mau berdoa dan beusaha. Suatu
kesempatan baik untukku dan aku bertekad
tidak akan mengecewakan kedua orang tuaku. Aku akan bersungguh-sungguh
belajar untuk menggapai cita-citaku.Aku akan membahagiakan kedua orang tuaku,
aku akan membuatnya tersenyum. Dana ku yakin, aku pasti bisa.
Bos ayahku membiayai sekolahku dari SMP, SMA hingga aku lulus
menjadi salah sarjana muda dari salah satu universitas negeri di Depok dengan
predikat cumlaude. Sungguh suatu kebanggaan untuk diriku dan kedua orang tuaku.
Suatu ketidakpercayaan terhadap diriku. Kini aku berdiri menggunakan toga,
berfoto bersanding bersama kedua orang tuaku. Kini, impian itu benar-benar
menjadi kenyataan.Secercah senyuman tersihat di dahi kedua orang tuaku.Rasa
sedih bercampur senang terpancar di kedua bola matanya.Ya, mata yang kini sudah
mulai renta, kulit yang mulai keriput, tangan yang sudah mulai lelah yang mampu
membawa anaknya mengenyam bangku pendidikan hingga ke perguruan tinggi.
Lega sekali rasanya dapat menyelesaikan tugas belajar,
rasanya lepas semua beban berat yang ada dipundak.Selepas menyandang status
mahasiswa, saatnya tenangkan diri dengan Joy Tea sebelu kembali kedua nyata,
babak baru dalam hidup yaitu mencari pekerjaan.
“Rasanya waktu berjalan begitu cepat, hingga tak ada waktu
lagi untuk bersantai-santai.Pergunakanlah waktu sebaik mungkin, karena waktu
yang telah terbuang sia-sia tidak akan kembali lagi” Pesan mama padaku.
Akupun bergegas membuka laptopku yang sudah lama tidak ku
sentuh usai mengerjakan tugas akhir.Sambil menyeruput sebotol joy tea, aku mencari-cari
lowongan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian dan pendidikan ku. Aku juga melihat lowongan kerja yang terpampang di
Koran. Tak berhenti sampai disitu, akupun sering mengunjungi jobfair bersama
dengan teman-temanku.
Aku mengirim banyak lamaran ke beberapa perusahaan, rumah
sakit dan bimbingan belajar.Setiap lowongan yang sesuai dengan latar belakang
pendidikan dan keahlianku dalam bidang akuntansi aku masukkan lamaran.
Kebosanan mulai melanda dalam diriku, aku tenangkan diri dengan Joy Tea.”Sabar,
terus berusaha dan berdoa”ungkap mama seraya mengelus lembut rambutku.
Kata-kata mama terus menguatkan aku dan memberiku semangat
agar tidak mudah putus asa dalam mencari pekerjaan.Karena dimana ada kemauan,
disitu pasti ada jalan.Beberapa perusahan di Jakarta telah memanggilku
diantaranya BNI Syariah, Brawijaya Women and Children Hospital.Menelusuri
jalanan ibukota di bawah panasnya terik matahari tidak menyurutkan semangatku
untuk mencari pekerjaan.Akupun menjalani beberapa psikotest dan interview
dengan sungguh-sungguh.Namun, belum ada perusahan yang menerimaku.Aku mencoba
menenangkan diriku dengan menenggak sebotol Joy Tea sambil terus berusaha,
berdoa dan berharap ada perusahan yang menerimaku bekerja.
Hingga suatu hari ada salah satu perusahaan swasta di daerah
Gatot Soebroto memintaku untuk datang ke gedung Kalimantan.Dengan penuh
semangat aku memenuhi panggilan perusahan tersebut. Tidak lupa meminta doa
restu dari kedua orang tuaku. Setibanya disana, aku melihat sebuah bangunan
tua.Ya, itulan gedung Kalimantan.Bangunan yang sudah berdiri puluhan tahun
lamanay di kawasan perkantoran dan jalan protokol ibukota.Kotor dan tidak
terawatt adalah kesan pertama aku menginjakkan kaki di gedung Kalimantan.
“Akupun sempat berfikir, apa iya di banguna setua ini ada
perusahaan di dalamnya”Tanyaku dalam hati. “Mau kemana Dik ?”Sapa seorang
satpam yang tersentak membuatku kaget.“Mau ke lantai 4 Pak” Jawabku.“ Mari Saya
antar” Kata satpam itu sambil membuka pintu lift. Satpam tersebut menjaga lift,
karena liftnya sudah rusak, jalannyapun tersendat-sendat.
Setibanya di lantai 4, aku merasa kebingungan.Tidak ada
tanda-tanda perusahaan berdiri disini.Tempatnya gelap dan menakutkan.Tidak ada
file-file atau computer layaknya suatu perusahaan Hingga aku memasuki sebuah
ruangan, aku diminta untuk menunggu.Akupun tidak mengenali siapa orang yang
berbicara denganku tadi, karena tidak ada cahaya disana.Hingga aku memutuskan untuk sejenak
ke kamar mandi sembari merapikan pakaianku.Setelah keluar dari kamar mandi ada
seorang wanita yang baru bsaja keluar dari ruangan gelap itu menarik tanganu
seraya berkata “Ayo.Kita pergi dari sini” Ucapnya. Ebtah mengapa aku menuruti
permintaan wanita itu, padahal aku baru p[ertama kali bertemu dengan wanita
itu. “Nanti aku jelasin”lanjutnya.
Aku semakin penasaran dan tidak mengerti apa yang dilakukan
oleh wanita ini. Tapi aku mengikuti kata hatiku untuk segera mengikuti wanita
ini meninggalkan gedung yang sudah tidak layak disebut gedung lagi. Setibanya
dibawah ia bercerita, bahwa perusahaan tersebut adalah penipu. Dia meminta uang
sejumlah 1 juta untuk melakukan psikotes.“ Alhamdulillah” kataku seraya
mengelus dada. “Aku hampir saja tertipu, untuk aku segera meninggalkan ruangan
itu” Ucapnya. “untungnya aku belum sempet di interview” tambahku.
Setelah kamiberbincang-bincang sejenak, akhirnya kami
berpisah di jembatan penyebrangan.Aku membeli sebotol joy tea, minuman
kesukaanku untuk menenangkan diriku.Kuhabiskan setenggak demi setenggak sambil
menelusuri lorong jembatan menuju koridor busway.Setibanya dirumah aku tidak
bercerita apa-apa kepada mama, aku takut menambah pikiran mama.Aku memutuskan
menyimpan cerita ini sendiri.
Setelah sebulan lamanya aku menyandang status sebagai
pengacara yaitu pengangguran banyak acara, aku menerima kabar baik dari temanku
Kabar baiknya adalah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Kota depok
sedang membuka lowongan menjadi Pegawai Negeri Sipil. Tanpa berfikir panjang,
aku langsung menyiapkan persyaratan untuk kemudian di kirim melalui kantor pos.
Beberapa hari kemudian, aku melihat namaku lolos verifikasi untuk kemudian aku
berhak mengikuti tes masuk calon Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta.
Seminggu kemudian aku menerima kartu ujian peserta untuk
mengikuti Ujian Tes MAsuk Calon Pegawai Negeru Sipil di Pemerintah Kota
Depo.Untung saja, Ujiannya tidak dilaksanakan secara bersamaan.Pemerintah Kota
Depok melaksanakan ujian seminggu setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
melaksanakan tes ujian masuk Pegawai Negeri Sipil.
Berjuang ditengah jutaan orang yang ingin memperebutkan kursi
untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil, tidak menyurutkan semangatku untuk maju
bersaing dengan mereka.Ditemani dengan sebotol Joy Tea, aku mengerjakan soal
Ujian Tes Calon Pegawai Negeri Sipil di bawah terik matahari yang memancar dari
langit Gelora Bung Karno. Berharap usaha ini tidak akan sia-sia, dan aku yakin
akan memetik hasilnya suatu hari nanti.
Seminggu kemudian, aku mengikuti Tes Ujuan MAsuk Calon
Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Depok. Berharap lolos
menjadi Pegawai Negeri Sipil di salah satu instansi pemerintah, doa dan tawakal
terus terlontar dari aku, ayah dan ibu.
Setelah satu bulan lamanya menunggu hasil seleksi tes ujian
masuk Pegawai Negeri Sipil, akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga.Hari
dimana hari ini adalah hari diumumkanya hasil seleksi menjadi Pegawai Negeri
Sipil.Ternyata saya tidak siterima di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.Tidak
lama kemudian saya menerima telefon dari kakak kelas saya yang memberitahukan
bahwa saya diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah Kota Depok.Sujud
Syukur aku panjatkan atas anugerah yang dilimpahkan oleh Allah SWT.Akupun
langsung menyampaikan kabar gembira ini kwpada kedua orang tuaku.Orang tuaku
sangat bergembira mendengar kabar gembira ini.
Perjuangan tidak cukup sampai disini, aku harus melalui
berbagai tahapan untuk benar-benar dinyaakan lolos menjadi Pegawai Negeri
Sipil.Aku haru menunggu dalam waktu yang cukup lama hingga Surat Keterangan dan
Nomor Induk Pegawai di keluarkan oleh Badan Kepegawaian Negara.Belum lagi aku
harus menjalani masa percobaan selama 1 tahun, pendidikan dan latihan
prajabatan, tes kesehatan dan psikologi.
Dan sekarang aku resmi menjadi Pegawai Negeri Sipil.
Alhamdulillah aku dapat melewati masa-masa itu berkat usaha yang keras serta
dukungan dan doa dari kedua orang tuaku. Sekian cerita dariku, semoga cerita
ini dapat memberikan manfaat dan
pelajaran bagi siapapun yang membacanya.
Siapa yang mau berusaha, maka ia akan memetik hasilnya kelak.
Jangan merasa sombong ketika kamu telah berhasil nanti,
karena kesombonganlah yang akan menjatuhkanmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar